Libatkan Ratusan Kelompok Seni, Mahakarya Sumbing di Nepal van Java Dongkrak Kunjungan Wisata

Mungkid__Warga lereng Gunung Sumbing tepatnya di Nepal Van Java Dusun Buruh, Desa Temanggung, Kecamatan Kaliangkrik, dan Kecamatan Kajoran menggelar Mahakarya Sumbing, Sabtu (6/7/2024). Gelaran bertajuk “3rd Sumbing Art, Ritual, and Culture Performance” yang diprakarsai Yayasan Seni, Budaya, dan Pariwisata Phalita Javanesia ini, diikuti sekitar 200 kelompok seni masyarakat petani di Lereng Gunung Sumbing yang mencakup tiga kabupaten yakni Magelang, Temanggung, dan Wonosobo.

Penanggungjawab utama kegiatan Mahakarya Sumbing S Maryanto, mengungkapkan makna dari Mahakarya Sumbing ini adalah selain bentuk upaya konservasi budaya, juga untuk mendukung destinasi wisata Nepal van Java dan Negeri Sayur Sukomakmur sebagai Kawasan penyangga Destinasi Wisata Super Prioritas Borobudur.

“Melestarikan itu harus bisa memberikan kehidupan, harus memiliki nilai,mulai dari nilai seni itu sendiri, nilai tradisi, nilai kultur dan nilai ritualnya. Dimana harus diakaitkan dengan perekonomianya,” ungkapnya disela-sela kegiatanya.

Dia menyebutkan Mahakarya Sumbing 3rd Sumbing Art, Ritual, and Culture Performance diikuti oleh 30 kelompok seni. Yang dirangkum 40 kelompok seni dari Desa Temanggung, dan 108 dari Desa Sukomakmur seperti Gedruk, Warokan, Topeng Ireng, Jaranan, dan lain sebaginya.

“Yang terlibat dalam 3rd Sumbing Art, Ritual, and Culture Performance ini kita bagi dua hari (6 – 7/7/2024) kurang lebih ada 30 kelompok seni. Kermudian untuk malam ini ada pementasan wayang kampung sebelah dari Solo, kemudian besok malam ada wayang kulit, wayang golek dan wayang ruwatan,” jelas Maryanto.

Adapun rangkaian dalam 3rd Sumbing Art, Ritual, and Culture Performance terjadwal hingga bulan Oktober 2024 mendatang, diantaranya seni pertunjukan masing-masing kelompok yang diberikan waktu lebih panjang.

“Dalam rangkaian tersebut kita juga menggadeng kurang lebih 40 UMKM yang ada di Desa Temanggung dan Sukomakmur, bahkan ada UMKM dari Kabupaten Magelang” ujarnya.

Kepala Dusun Butuh Lilik Setiyawan menambahkan bahwa Mahakarya Sumbing 3rd Sumbing Art, Ritual, and Culture Performance bertepatan dengan musim liburan sekolah sehingga membawa dampak kenaikan kunjungan hingga 100 persen lebih.

“kalau hari-hari biasa kunjungan akhir pekan antara 500 hingga 1000 pengunjung. Tetapi pada liburan ini 500 hingga 1000 pengunjung rata-rata setiap hari. Biasanya ya Cuma 50 – 100 pengunjung setiap harinya,” jelasnya.

Sementara Kepala Dinas Pariwisita Pemuda dan Olah Raga (Disparpora) Kabupaten Magelang Mulyanto, sangat mengapresiasi kegiatan 3rd Sumbing Art, Ritual, and Culture Performance tahun ini.

“Kami mewakili Pemerintah Kabupaten Magelang sangat mengapresiasi kegiatan yang luar bias aini. Sangat setrategis bagi kami di bidang pariwisata pemuda dan olahraga,” katanya.

“Kami berharap kegiatan ini bisa mendorong seni dan budaya sebagai wahana atraksi, dan mendorong pelaku seni dan budaya untuk melestarikan seni dan budaya. Bagaianapun jharus kita dorong karena ini merupakan bagian dari kepariwisataan secara makro di Kabupaten Magelang,” pungkas Mulyanto.(dwie).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d